Selamat datang pada Blog Media Gema Kampung Malaumkarta. Terimakasih atas kunjungan anda !

Selasa, 19 Juli 2011

Penjajakan Kampung Malaumkarta Sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat

Kepala Kabid Parawisata dan Kebudayaan provinsi Papua Barat Bpk. Jean Ayemiseba SH dan Kepala Kabid Parawisata Kabudayaan Kota Sorong Adi Naa S.Sos dan juga Ibu Jhosephine Wiedenhoef, Manager kapal Diving PT. SARTIKA CRUSIE melakukan tahap penjejakan di kampung Malaumkarta, senin 18 juli 2011. Kunjungan itu berawal dari kordinasi antara bapak Jean Ayemiseba dan Bapak Andi Naa, Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sorong.
Perjalanan pak Jean Ayemiseba didampingi oleh pak Andi Naa, ibu Josephine Wiedenhoef selaku Manager Kapal Diving PT.Sartika Cruise serta Torianus kalami, Niko kalami dan Maichel Mobalen dari Perkumpulan Generasi Malaumkarta (PGM). Perjalanan tersebut dimulai dari sorong pada pukul 11.21 WIT pagi dengan kendaraan L 200.
Perjalanan tersebut ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit, yaitu tepatnya pada jam 12.53 wit kami sampai di pantai Malaumkarta yang di juluki sebagai surga di wilayah utara Kabupaten Sorong Papua Barat. Kami mengambil waktu sesaat untuk istirahat sejenak dan makan sebelum melakukan survei lokasi potensi-potensi wisata malaumkarta. Disela-sel waktu istirahat dan makan sebelum survei, pak Ayemiseba sempat memberikan arahan singkat kepada kepala kampung dan beberapa masyarakat tentang pentingya menjaga kelestarian lingkungan dan budaya khususnya yang menjadi potensi-potensi wisata serta cara pengembangannya. Kepala kampung dan masyarakat yang ada saat itu merasa bangga dan menyambut baik kedatangan Beliau walaupun tidak secara formal/resmi.
Beberapa saat berlalu selama 20 menit, kemudian kami bersiap-siap menuju laut dengan angkutan laut (jonson) milik bapak guru gifelem. Peralatan alat snorkel yang dimiliki Kapal Diving PT.Sartika Cruise juga di bawa guna melihat dan mengenal secara langsung keanekaragaman bawa laut termasuk jenis karang(corals) yang terdapat di bawa laut malaumkarta. Setelah pak gefilem selesai menyiapkan perahunya dan peralatan mesinnya maka kami diarahkan naik kedalam perahu jonson tersebut.
Selang beberapa detik mensin motor 15 pk milik pak Marthinus Gifelem berbunyi sambil menggerakan perahu berjalan diatas kulit air laut menuju pulau um yang merupakan jalur rute pertama dalam kunjungan perjalanan penjajakan ini. Dalam waktu 10 menit maka perahu jonson tiba di pantai Pulau Um yang berpasir putih bersih, semuanya bergegas turun dan menginjakan kaki di pantai pulau um.

Melihat keindahan pasir putih pulau Mm dan habitat margasatwa (kelelawar, camar, maleo, raja udang atau kingfisher) yang ada di pulau Um membuat pak Ayemiseba terus mengingatkan dan menghimbau kepada kami (Tori, Niko dan Maichel) bahwa “warga kampung Malaumkarta harus dapat menjaga dan melestarikan pulau Um sebagai asset wisata mereka yang nantinya dapat dikembangkan sebagai objek wisata di kabupaten sorong tapi juga di Papua barat sehingga secara langsung dapat memberikan pendapatan (income) kepada masyarakat kampong malaumkarta. Sambil berjalan mengelilingi pulau um, pak Ayemiseba dan pak Andi serta ibu Josephine tak lupa mengambil gambar ratusan kelelawar yang sedang bergantungan di pohon-pohon kasuari dan juga pemandangan sekitar pulau um yang menawan dan memikat hati.
Tak terasa berjalan keliling, akhirnya sampai pada awal putaran keliling pulau. Waktu berjalan dengan cepat dan cuaca yang terlihat agak sedikit buruk membuat kami harus bergegas cepat untuk melanjutkan perjalanan ke rute selanjutnya yaitu potensi terumbu karang. Perjalanan dilanjutkan ke zona tersebut dengan melihat terumbu karang, zona terumbu karang yang di kunjungi berjumlah 4 titik terumbu karang yaitu diantara nya : setelah titik terumbu karang yang terakhir dilihat maka rute yang terakhir ialah mengunjungi rangka pesawat perang dunia ke-2 dalam laut. Sementara menuju kesana, cuaca tak bersahabat mulai memberontak dengan turunnya hujan sehingga membuat air laut pun tak tenang dan mempengaruhi penglihatan kedalam bawah laut terganggu sehingga kami memutuskan untuk tidak melihat rangka pesawat tersebut. Kami terpaksa harus pulang dan dalam keadaan basah kami melaju dengan perahu jonson sampai di pantai kampung Malaumkarta. Semua turun dalam keadaan basah karena hujan termasuk pak Ayemiseba.
Membutuhkan waktu sesaat untuk beristirahat sebelum berangkat ke sorong, sementara duduk di pondok atap pinggir pantai, pak Ayemiseba kembali lagi mengingatkan warga kampung malaumkarta lewat penyampaian lisan kepada Tori kalami, niko kalami dan maichel mobalen tentang pelestarian dan pengembangan kampung malaumkarta sebagai desa wisata ke depan dan beliau berjanji akan memperjuangkan kampung malaumkarta menjadi desa wisata di kabupaten sorong. Atas nama kampung Malaumkarta Tori, Niko dan maichel mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak Ayemiseba beserta pak Andi Naa dan ibu Josephine Wiedenhoef yang telah membantu menjajaki potensi potensi wisata kampung Malaumkarta, ucapkan trimakasih tersebut mengakhiri kunjungan pribadi Beliau dan sesaat kemudian kami meninggalkan kampung Malaumkarta dan kembali ke kota sorong.
Baca selengkapnya..